Selasa, 17 November 2015

PERBANYAKAN TANAMAN (Dasar-Dasar Agronomi)

PERBANYAKAN TANAMAN

I. PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Tumbuhan merupakan sumber penghasil makanan dan energi untuk makhluk hidup lainnya, karena hanya tumbuhan yang mampu memasak makanan sendiri dengan bantuan cahaya matahari. Tumbuhan ada yang dibudidayakan dan ada pula yang dibiarkan tumbuh liar di alam. Tumbuhan yang dibudidayakan oleh manusia biasanya disebut tanaman.
Tanaman atau tumbuhan mempunyai fungsi yang sangat penting selain sebagai sumber penghasil makan juga berfungsi dalam melestarikan lingkungan seperti menahan air dalam tanah sehingga dapat mencegah terjadinya banjir. Manusia dalam memunuhi kebutuhannya banyak melakukan budidaya terhadap tanaman. Budidaya tanaman ini bertujuan untuk mendapatkan hasil sesuai dengan yang diinginkan dengan memberikan berbagai macam perlakuan terhadap tanaman yang mendorong pertumbuhan dan perkembangannya seperti pemberian pupuk dan pestisida.
Tanaman dapat berkembangbiak secara generatif dan vegetatif. Perkembangbiakan tanaman secara generatif yaitu pebanyakan tanaman melalaui proses perkawinan antara gamet jantan dan betina sedangkan perbanyakan tanama secara vegetatif adalah perbanyakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman seperti akar, batang dan daun.
Masing-masing perbanyakan tanaman baik secara vegetatif maupun secara generatif memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dalam hal ini diperlukan kepiawaian petani dalam menerapkannya. Sehingga tanaman yang diusahakan dapat berkembangbiak seperti yang diharapkan.
Untuk saat ini perbanyakan tanaman secara generatif masih sering digunakan dalam menghasilakan varietas-varietas baru yang lebih unggul dengan mengawinkan antar tanaman yang sejenis. Sehingga dengan adanya perkembangan ilmu dibidang genetika tumbuhan tersebut diharapkan mampu menghasilkan tanaman yang tahan terhadap hama dan penyakit serta mempunyai daya produksi yang tinggi dengan kualitas yang terjamin.
Akan tetapi perkembangan tersebut kadang kala tidak terlihat damapaknya dalam masyarakat yang luas. Hal ini terjadi karena terkendala dalam biaya pembutan varietas baru tersebut. Dan ini membuat para petani tidak mampu untuk membelinya. Denagn kondisi pertanian sekarang, pada umumnya hama dan penyakit tanaman itu lebih cepat berkembang sehingga dalam waktu yang relatif singkat dapat memusnahakan tanaman petani. Untuk mengatasi hal tersebut petani cenderung menggunakan bahan kimia sitetis dalam pengendalian.
Penggunaan bahan kimia sintetis dalam jangka waktu yang lama akan merugikan baik bagi lingkungan maupun bagi kesehatan manusia. Oleh sebab itu dengan mempelajari cara perbanyakan tanaman ini diharapakan dapat melakukan peningkatan produksi dengan memperbanyak jumlah tanaman bukan dengan pengendaliah secara kimia yang dapat merusak lingkungan dan kesehatan.

1.2.Rumusan Masalah
1.      Bagaimana cara perbanyakan tanaman secara generatif ?
2.      Bagaimana proses terjadinya pembuahan pada tumbuhan berbiji ?
3.      Bagaimana sklus hidup seksual atau generatif ?
4.      Bagiaman struktur benih ?
5.      Apa saja tipe perkecambahan serta faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan ?
6.      Bagaimana cara perlakuan yang baik terhadap benih ?
7.      Bagaimana cara perbanyakan tanaman secara vegetatif ?
8.      Bagaimana sklus hidup aseksual atau vegetatif ?
9.      Bagaimana cara teknik perbanyakan tanaman dengan stek ?

1.3.Tujuan Penulisan
1.      Untuk menjelaskan cara perbanyakan tanaman secara generatif
2.      Untuk menjelaskan terjadinya pembuahan pada tumbuhan berbiji
3.      Untuk menjelaskan sklus hidup seksual atau generatif
4.      Untuk menjelaskan struktur benih
5.      Untuk menjelaskan tipe perkecambahan serta faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan
6.      Untuk menjelaskan cara perlakuan yang baik terhadap benih
7.      Untuk menjelaskan cara perbanyakan tanaman secara vegetatif
8.      Untuk menjelaskan sklus hidup aseksual atau vegetatif
9.      Untuk menjelaskan cara teknik perbanyakan tanaman dengan stek

1.4.Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini bersumber dari studi literatur yaitu dengan mengumpulkan dan mengkaji berbagai literatur yang berhubungan dengan masalah yang dikaji. Studi literatur yang digunakan adalah studi kepustakaan dan sumber lain dari internet.






















II. PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Perbanyakan Tanaman Secara Generatif
Perbanyakan tanaman secara generatif merupakan perbanyakan tanaman melalui proses perkawinan antara dua tanaman induk melalui organ reproduksi berupa bunga yang kemudian terjadi penyerbukan benang sari pada kepala putik dan menghasilkan buah dengan kandungan biji di dalamnya. Biji ini dapat ditanam kembali untuk menghasilkan tanaman baru yang memungkinkan terjadinya variasi karakter.
Tumbuhan sebagai organisme dapat berkembangbiak baik secara generatif maupun vegetatif. Reproduksi secara generatif pada umumnya terjadi pada tumbuhan berbiji (Spermatophyta), baik pada tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) maupun pada tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae). Pada reproduksi generatif dibutuhkan dua sel kelamin (gamet) yaitu sel kelamin jantan an sel kelamin betina. Dengan demikian, reproduksi generatif hanya mungkin terjadi apabila ada peleburan antara gamet jantan dan gamet betina dalam tumbuhan tersebut.
Perbanyakan tanaman secara generatif memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan perbanyakan tanaman secara generatif ini antara lain :
·         Tanaman baru bisa diperoleh dengan cepat dan mudah,
·         Biaya yang dikeluarkan relatif murah,
·         Umur tanaman lebih lama,
·         Tanaman yang dihasilkan memiliki perakaran yang kuat
·         Dapat menghasilkan varietas-varietas baru, yaitu dengan cara menyilangkan.

Sedangkan kelemahan perbanyakan tanaman secara generatif ini adalah :
·         Tanaman baru yang dihasilkan belum tentu memiliki sifat yang sama dengan induknya
·         Varietas yang baru muncul belum tentu lebih baik
·         Waktu berbuah lebih lama dan kualitas tanaman baru diketahui setelah tanaman berbuah.

Untuk saat ini perbanyakan tanaman secara generatif masih banyak dilakukan terutama untuk menghasilkan jenis tanaman baru yang memiliki kualitas yang lebih bagus dengan cara persilangan tanaman. Misalnya varietas tanaman semangka tanpa biji.

Alat Reproduksi Generatif Pada Tumbuhan Berbiji
Bunga merupakan alat reproduksi secara generatif pada tumbuhan berbiji. Bunga pada tumbuhan berguna sebagai alat pembentuk sel-sel kelamin, baik sel kelamin jantan maupun sel kelamin betina. Kemudian sel kelamin jantan dan sel kelamin betina kan menyatu membentuk biji.
Benang sari (stamen) dan putik (pistillum) merupakan bagian dari bunga yang merupakan alat kelamin pada bunga. Benang sari merupakan alat kelamin jantan dan putik merupakan alat kelamin betina. Benang sari terdiri dari tangkai sari (filamentum) dan kepala sari (anthera) dengan dua atau lebih kotak sari. Di dalam kotak sari terdapat sebuk sari (pollen) dan setiap serbuk sari berisikan inti sperma (sel kelamin jantan).

1.1  Serbuk sari dalam kotak sari

Putik terletak di tengan dasar bunga dan merupakan bagian yang paling dalam. Putik terdiri dari bakal buah (ovarium) dibagian dasarnya dan tangkai putik (stylus) yang ujungnya terdapat kepala putik (stigma).  Di dalam bakal buah terdapat satu atau lebih bakal biji (ovulum). Di dalam bakal biji terdapat sel telur (ovum). Sel telur merupakan sel kelamin betina. Pada pembuahan, sel telur akan dibuahi oleh inti sperma dari sebuk sari. Setelah pembuahan bakal biji akan berkembang menjadi bijidan dinding bakal buah akan menjadi buah.
1.5.Bagian-bagian putik

Berdasarkan alat kelaminnya bunga, bunga dapar dibedakan menjadi dua:
a.      Bunga sempurna, yaitu bunga yang mempunyai alat kelamin jantan (serbuk sari) dan alat kelamin betina (putik) dalam satu bunga. Bunga sempurna sering juga disebut bunga hermaprodit. Contohnya bunga jambu dan bunga mangga.
b.      Bunga tidak sempurna, adalah bunga yang hanya mempunyai satu alat kelamin saja. Bunga yang hanya mempunyai benang sari disebut bunga jantan sedangkan yang hanya mempunyai putik disebut bunga betina.

Penyerbukan

Description: image58 Reproduksi Generatif pada Tumbuhan
Penyerbukan adalah sampainya serbuk sari pada tempat tujuan. Pada tumbuhan Gymnospermae, tujuan serbuk sari adalah tetes penyerbukan, sedangkan pada tumbuhan Angiospermae, tujuan serbuk sari adalah kepala putik.

Pembuahan

Penyerbukan akan menghasilkan individu baru apabila diikuti oleh pembuahan, yaitu peleburan antara sel kelamin jantan dengan sel kelamin betina. Pada tumbuhan berbiji dikenal ada dua macam pembuahan, yaitu pembuahan tunggal pada Gymnospermae, dan pembuahan ganda pada Angiospermae.
a. Pembuahan tunggal
Description: image thumb44 Reproduksi Generatif pada Tumbuhan
Contoh proses pembuahan tunggal pada Pinus (Gymnospermae)
Terjadi pada tumbuhan Gymnospermae atau tumbuhan berbiji terbuka. Serbuk sari akan sampai pada tetes penyerbukan, kemudian dengan mengeringnya tetes penyerbukan, serbuk sari yang telah jatuh di dalamnya akan diserap masuk ke ruang serbuk sari melalui mikrofil. Serbuk sari ini sesungguhnya terdiri atas dua sel, yaitu sel generatif atau yang kecil dan sel vegetatif yang besar, hampir menyelubungi sel generatif. Serbuk sari ini kemudian tumbuh membentuk buluh serbuk sari, yang kemudian bergerak ke ruang arkegonium. Karena pembentukan buluh serbuk sari maka sel-sel yang terdapat di antara ruang serbuk sari dan ruang arkegonium terdesak ke samping akan terlarut.
Sementara itu di dalam buluh ini sel generatif membelah menjadi dua dan menghasilkan sel dinding atau sel dislokator, dan sel spermatogen atau calon spermatozoid. Sel spermatogen kemudian membelah menjadi dua sel permatozoid. Setelah sampai di ruang arkegonium, sel vegetatif lenyap, dan kedua sel spermatozoid lepas ke dalam ruang arkegonium yang berisi cairan, sehingga spermatozoid dapat berenang di dalamnya. Pada ruang arkegonium terdapat sejumlah sel telur yang besar. Tiap sel telur bersatu dengan satu spermatozoid, sehingga pembuahan pada Gymnospermae selalu mengasilkan zigot yang kemudian tumbuh dan berkembang menjadi embrio. Pembuahan tunggal seperti ini misalnya terjadi pada pohon Pinus.
b. Pembuahan ganda
Description: image69 Reproduksi Generatif pada Tumbuhan
Terjadi pada tumbuhan Angiospermae atau tumbuhan berbiji tertutup.
1.      Perkembangan serbuk sari
Serbuk sari yang jatuh di kepala putih terdiri atas satu sel dengan dua dinding pembungkus, yaitu: eksin (selaput luar) dan intin (selaput dalam). Eksin pecah, kemudian intin tumbuh memanjang membuat buluh serbuk sari. Buluh serbuk sari ini akan tumbuh menuju ke ruang bakal biji. Bersamaan dengan ini inti sel serbuk sari membelah menjadi 2, yang besar didepan adalah inti vegetatif sebagai penunjuk jalan, dan yang kecil di belakang adalah inti generatif. Inti generatif membelah lagi menjadi dua inti generatif atau spermatozoid, yaitu inti generatif 1 dan inti generatif 2.

2.      Pembentukan sel telur
Bersamaan dengan perkembangan serbuk sari dalam buluh serbuk sari, di dalam ruang bakal biji sel induk megaspora (megasporosit/makrosporosit) membelah secara meiosis menjadi 4 sel. Tiga di antaranya mati dan yang satu tumbuh menjadi sel megaspora/makrospora (inti kandung lembaga primer). Inti sel megaspora ini selanjutnya membelah mitosis 3x, sehingga terbentuklah 8 inti. Ke-8 inti tersebut kemudian masing-masing akan terbungkus membran sehingga menjadi sel yang terpisah. Karena itu sel-sel di dalam bakal biji sering disebut multigamet.
Langkah berikutnya, 8 sel tersebut membentuk formasi di dalam bakal biji. Tiga sel menempatkan diri di bagian atas bakal biji disebut antipoda. Yang di bagian bawah dekat mikrofil, 3 sel menempatkan diri berdekatan. Yang tengah adalah ovum, sedang mengapitnya sebelah kanan dan kiri adalah sinergid. Dua sel yang tersisa bergerak ke tengah bakal biji dan bersatu melebur membentuk inti kandung lembaga sekunder sehingga menjadi sel yang diploid (2n).
Jika terjadi pembuahan inti generatif 1 membuahi ovum membentuk zigot, sedang inti generatif 2 membuahi inti kandung lembaga sekunder menghasilkan endosperm (3n) sebagai cadangan makanan untuk zigot. Inilah yang dinamakan pembuahan ganda. Sementara itu inti vegetatif akan mati setelah sampai di bakal biji.


J  inti generatif 1 (n) + ovum (n) —–> zigot (2n)
J  inti generatif 2 (n) + inti kandung lembaga sekunder (2n) —–> endosperm (3n)

2.2.Buah dan Biji
Buah dan biji buah pada umunya merupakan organ tanaman tempat menyimpan benih dan hasil foto-sintesis.  Biji sebagai calon benih yang pada umumnya berada di dalam buah terbentuk melalui proses pembuahan.  Pembuahan adalah permulaan dari pertumbuhan ovari yang cepat dan selanjutnya berkembang menjadi biji.  Pada biji yang sedang berkembang, perkembangan embrio didahului oleh pertumbuhan endosperm.  Perkembangan biji akan diakhiri dengan pemben-tukan integumen pada jaringan ovari induk.  Biji akan tumbuh dan berkembang sampai menjadi bentuk yang sempurna dan memenuhi standar untuk menjadi benih.
Biji yang memenuhi kriteria tertentu  dapat dijadikan benih.  Benih tanaman yang ditumbuhkan pada media semai yang mengandung  air akan tumbuh dan berkembang menjadi bibit.  Pertumbuhan bibit sangat tergantung pada cadangan makanan di dalam benih (endosperm).  Cadangan makanan dalam benih adalah karbohidrat, lemak dan protein.   Benih yang ditumbuhkan pada media semai akan melakukan proses perkecambahan (germination). 
Perkecambahan benih sangat dipengaruhi oleh viabilitas benih dan lingkungan yang cocok untuk pertumbuhan dan perkembangan bibit.  Benih yang sedang berkecambah sangat  peka terhadap penyakit tanaman dan gangguan fisik sehingga selama proses ini sangat memerlukan  perlindungan (proteksi).  Perlindungan kecambah atau bibit muda sebaiknya dilakukan dengan memasang pelindung berupa naungan dari plastik atau paranet.  Naungan berfungsi sebagai pelindung kecambah dan bibit muda dari sengatan sinar mata-hari, dan organisme pengganggu tanaman.

2.3.Siklus Hidup Seksual atau Generatif
Perkembangbiakan secara generatif merupakan perkembangbiakan yang menggunakan biji sebagai alat reproduksinta. Reproduksi denga biji ini akan menyebabkan variasi antar tanaman.  Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dari kecambah menjadi dewasa terjadi dalam beberapa fase, yaitu :
1.      Fase Embrio, yaitu dimulai dengan fusi atau peleburan antara gamet jantan dan gamet betina. Proses peleburan kedua inti ini, disebut pembuahan atau fertilisasi. Inti sperma yang satu akan membuahi inti sel telur membentuk zigot, sedangkan inti sperma lainnya membuahi inti kandung lembaga sekunder membentuk endosperma. Endosperma akan menyediakan makanan bagi embrio yang berkembang dari zigot.
2.      Fase Juvenil, yaitu dimulai dengan perkecambahan biji dan embrio tumbuhan menjadi tanaman muda. Dalam fase ini pertumbuhan yang mendominasi morfologi perkembangan tanaman adalahpertumbuhan vegetatif. Secara umum tanaman pada fase ini tidak merespon terhadap zat perangsang pembungaan.
3.      Fase Transisi, merupakan fase pada saat tanaman secara bertahap kehilangan sifat juvenilitasnya dan memasuki fase dewasa. Perubahan ini ditunjukkan pada perubahan morfologi seperti hilangnya kemampuan  berkembang secara vegetatif dan meningkatnya kemampuan untuk memberikan respon terhadap zat perangsang pembungaan.
4.      Fase Dewasa, yaitu dimana tanaman mencapai ukuran maksimal dan memasuki stadia yang didominasi oleh pembentukan bunga, buah dan biji.

2.4.Struktur Benih dan Tipe Perkecambahan
Pengetahuan tentang biji akan sangat membantu untuk mengetahui persyaratan yang diperlukan benih untuk berkecambah dan tumbuh di lapangan. Pada umumnya benih mempunyai susunan atau struktur yang sama terdiri dari embrio (akar dan tunas muda) dan cadangan makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan sampai daun-daun tanaman aktif melakukan fotosintesis.
Berikut adalah susunan struktur benih :
J  Embrio
Embrio adalah suatu tanaman baru yang terjadi dari bersatunya gamet-gamet jantan dan betina pada suatu proses pembuahan. Struktur embrio :
·         Epikotil (calon pucuk),
·         Hipokotil (calon batang),
·         Kotiledon (calon daun)
·         Radikula (calon akar).

J  Jaringan penyimpan cadangan makanan
Cadangan makanan yang tersimpan dalam biji umumnya terdiri dari karbohidrat, lemak, protein dan mineral. Komposisi dan presentasenya berbeda-beda tergantung pada jenis biji, misal biji bunga matahari kaya akan lemak, biji kacang-kacangan kaya akan protein, biji padi mengandung banyak karbohidrat.
Pada biji ada beberapa struktur yang dapat berfungsi sebagai jaringan penyimpan cadangan makanan, yaitu :
Ø  Kotiledon, misalnya pada kacang-kacangan, semangka dan labu.
Ø  Endosperm, misal pada jagung, gandum, dan golongan serelia lainnya. Pada kelapa bagian dalamnya yang berwarna putih dan dapat dimakan merupakan endospermnya.
Ø  Perisperm, misal pada famili Chenopodiaceae dan Caryophyllaceae, Gametophytic betina yang haploid misal pada kelas Gymnospermae yaitu pinus.
J  Pelindung biji (kulit biji)
Kulit biji merupakan lapisan terluar dari biji.Pelindung biji dapat terdiri dari kulit biji, sisa-sisa nucleus dan endosperm dan kadang-kadang bagian buah. Tetapi umumnya kulit biji (testa) berasal dari integument ovule yang mengalami modifikasi selama proses pembentukan biji berlangsung. Biasanya kulit luar biji keras dan kuat berwarna kecokelatan sedangkan bagian dalamnya tipis dan berselaput. Fungsi kulit biji adalah untuk melindungi biji dari kekeringan, kerusakan mekanis atau serangan cendawan, bakteri dan insekta.

Perbedaan Struktur Benih Monokotil Dan Dikotil
No
Monokotil
Dikotil
1.
Cadangan makanan berupa endosperm
Cadangan makanan berupa katiledon
2.
Mempunyai hilum tapi tidak terlihat
Hilum terlihat jelas
3.
Endosperm merupakan bagian terbesar
Endosperm merupakan bagian terkecil
4.
Cadanagn makanan baru dapat dicerna dan diserap embrio setelah masak
Cadanagn makanan baru dapat dicerna dan diserap embrio sebelum biji masak

Tanaman gandum merupakan salah satu tanaman monokotil yang mempunyai banyak endosperm (80 – 86 % dari berat biji) dan sebagian besar terdiri dari pati sebagai cadanagnan makanan. Sedangkan embrio dan skutelum hanya 3 – 4 %, sisanya berupa lapisan luar benih.
Phaseolus sp mewakili benih tanaman dikotil terutama kacang-kacangan. Embrio terdiri dari plumula dan radikel muda, menduduki sebagian kecil dari berat benih total.


Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan komponen-komponen biji yang memiliki kemampuan untuk tumbuh secara normal menjadi tumbuhan baru. Perkecambahan juga merupakan proses metobolisme biji hingga dapat menghasilkan pertumbuhan dari komponen kecambah (Plumula dan Radikula).  Proses perkecambahan benih merupakan suatu rangkaian kompleks dari perubahan-perubahan morfologi, fisologi, dan biokimia. Tahap-tahap yang terjadi pada proses perkecambahan benih adalah:
a)      Penyerapan air oleh benih, melunaknya kulit benih dan hidrasi dari protoplasma
b)      Terjadi kegiatan-kegiatan sel dan enzim-enzim serta naiknya tingkat respirasi benih
c)      Terjadi penguraian bahan-bahan seperti karbohidrat, lemak dan protein menjadi bentuk-bentuk yang melarut dan ditranslokasikan ke titik-titk tumbuh
d)     Asimilasi dari bahan-bahan tersebut di atas pada daerah meristematik untuk menghasilkan energi bagi pertumbuhan sel-sel baru.
e)      Pertumbuhan kecambah melalui proses pembelahan, pembesaran dan pembagian sel-sel pada titik tumbuh.
Sementara daun belum dapat berfungsi sebagai organ untuk fotosintesa maka pertumbuhan kecambah sangat tergantung pada persediaan makanan yang ada dalam biji.
Tipe-tipe perkecambahan juga berbeda untuk setiap jenis tanaman. Ada dua jenis tipe perkecambahan pada benih, yaitu :
v  Epigeal
·         Menurut Sutopo, tipe perkecambahan epigeal adalah dimana munculnya radikel diikuti dengan memanjangnya hipokotil secara keseluruhan dan membawa serta kotiledon dan plumula ke atas permukaan tanah..
·         Menurut anonymous, Perkecambahan epigeal adalah apabila terjadi pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga atau hipokotil sehingga mengakibatkan daun lembaga dan kotiledon terangkat ke atas tanah, misalnya pada kacang hijau (Phaseoulus radiatus)
Jadi dapat disimpulkan bahwa tipe perkecambahan epigeal ini adalah perkecambahan yang terjadi pada tanaman dikotil dimana katiledon muncul ke atas permukaan tanah dan berkembang menyerupai daun yang mengandung klorofil. Daun yang sebenarnya akan terbentuk setelah katiledon ini.

v  Hipogeal
·         Menurut Sutopo, Perkecambahan hipogeal adalah apabila terjadi teratas (epikotil) sehingga daun lembaga ikut tertarik ke atas tanah, tetapi kotiledon tetap di bawah tanah. Misalnya pada biji kacang kapri (Pisum sativum).
·         Menurut Pratiwi, Tipe hipogeal dimana munculnya radikel diikuti plumula, hipokotil tidak memanjang ke atas permukaan tanah sedangkan kotiledon tetap berada di dalam kulit biji di bawah permukaan tanah.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tipe perkecambahan hipogeal ini merupakan perkecambahan yang yang terjadi pada tanaman monokotil dimana bagian yang tersisa dari benih tetap tinggal di dalam tanah sewaktu daun pertama muncul dari keleoptil.



2.5.Faktor Yang Mempengaruhi Perkecambahan
Perkecambahan benih dapat dipengaruhi oleh faktor dalam yang meliputi: tingkat kemasakan benih, ukuran benih, dormansi, dan penghambat perkecambahan, serta faktor luar yang meliputi air, temperatur, oksigen, dan cahaya.
|  Faktor dalam
1.      Tingkat kemasakan benih.
Benih yang dipanen sebelum mencapai tingkat kemasakan fisiologis tidak mempunyai viabilitas tinggi. Pada beberapa jenis tanaman, benih yang demikian tidak akan dapat berkecambah.  Hal ini diduga benih belum memiliki cadangan makanan yang cukup dan pembentukan embrio belum sempurna. 

2.      Ukuran benih
Karbohidrat, protein, lemak, dan  mineral ada dalam jaringan penyimpanan benih. Bahan-bahan tersebut diperlukan sebagai bahan baku dan energi bagi embrio saat perkecambahan.   Berdasarkan hasil penelitian, ukuran benih mempunyai korelasi yang positip terhadap kandungan protein pada benih sorgum.  Makin besar/berat ukuran benih maka kandungan protein juga makin meningkat.  Dinyatakan juga bahwa berat benih berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan dan produksi, karena berat benih menentukan besarnya kecambah pada pada saat permulaan dan berat tanaman pada saat dipanen.

3.      Dormansi
Benih dorman adalah benih yang sebenarnya hidup tetapi tidak mau berkecambah meskipun diletakkan pada lingkungan yang memenuhi syarat untuk berkecambah.  Penyebab dormansi antara lain adalah: impermeabilitas kulit biji terhadap air atau gas-gas (sangat umum pada famili leguminosae), embrio rudimenter, halangan perkembangan embrio oleh sebab-sebab mekanis, dan adanya bahan-bahan penghambat perkecambahan.  Benih dorman dapat dirangsang untuk berkecambah dengan perlakuan seperti: pemberian suhu rendah pada keadaan lembab (stratifikasi), goncangan (impaction), atau direndam dalam larutan asam sulfat.

4.      Penghambat perkecambahan
Banyak zat-zat yang diketahui dapat menghambat perkecambahan benih.  Contoh zat-zat tersebut adalah: herbisida, auksin, bahan-bahan yang terkandung dalam buah, larutan mannitol dan NaCl yang mempunyai tingkat osmotik tinggi, serta bahan yang menghambat respirasi (sianida dan fluorida).  Semua persenyawaan tersebut menghambat perkecambahan tetapi tak dapat dipandang sebagai penyebab dormansi.  Istilah induksi dormansi digunakan bila benih dapat dibuat berkecambah lagi oleh beberapa cara yang telah disebutkan.

|  Faktor luar atau lingkungan
1.      Air
Faktor yang mempengaruhi penyerapan air oleh benih ada 2, yaitu: sifat kulit pelindung benih dan jumlah air yang tersedia pada medium sekitarnya.  Jumlah air yang diperlukan untuk berkecambah bervariasi tergantung kepada jenis benih, umumnya tidak melampaui dua atau tiga kali dari berat keringnya.

2.      Temperatur
Temperatur optimum adalah temperatur yang paling menguntungkan bagi berlangsungnya perkecambahan benih.  Temperatur minimum/maksimum adalah temperatur terendah/tertinggi saat perkecambahan akan terjadi. Di bawah temperatur minimum atau di atas temperatur maksimum akan terjadi kerusakan benih dan terbentuknya kecambah abnormal.
Tabel 2.
Temperatur  minimum, optimum dan maksimum untuk perkecambahan beberapa jenis tanaman (Milfhorpe & Moorby dalam Sutopo, 1993.
Jenis tanaman
Minimum (oC)
Optimum (oC)
Maksimum (oC)
Beras
11
32
38
Jagung
9
33
42
Gandum
4
25
32
Rye
2
25
35
Lucerne
1
30
38
3.      Oksigen
Proses respirasi akan berlangsung selama benih masih hidup.  Pada saat perkecambahan berlangsung, proses respirasi akan meningkat disertai dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan karbon dioksida , air dan energi. Proses perkecambahan dapat terhambat bila penggunaan oksigen terbatas.  Namum demikian beberapa jenis tanaman seperti padi (Oryza sativa L.) mempunyai kemampuan berkecambah pada keadaan kurang oksigen.

4.      Cahaya
Kebutuhan benih terhadap cahaya untuk berkecambah berbeda-beda tergantung pada jenis tanaman.  Benih yang dikecambahkan pada keadaan kurang cahaya atau gelap dapat menghasilkan kecambah yang mengalami etiolasi, yaitu terjadinya pemanjangan yang tidak normal pada hipokotil atau epikotil, kecambah pucat dan lemah.
 Kriteria Kecambah Normal dan Abnormal
Daya kecambah benih memberikan informasi kepada pemakai benih akan kemampuan benih tumbuh normal menjadi tanaman yang berproduksi wajar dalam lingkungan yang optimum.  Berikut ini adalah uraian kriteria kecambah normal dan abnormal.
1.      Kecambah normal
ü  Kecambah memiliki perkembangan sistem perakaran yang baik, terutama akar primer dan akar seminal paling sedikit dua.
ü  Perkembangan hipokotil baik dan sempurna tanpa ada kerusakan pada jaringan.
ü  Pertumbuhan plumula sempurna dengan daun hijau tumbuh baik.  Epikotil tumbuh sempurna dengan kuncup normal.
ü  Memiliki satu kotiledon untuk kecambah dari monokotil dan dua bagi dikotil.
 
2.      Kecambah abnormal
Ø  Kecambah rusak tanpa kotiledon, embrio pecah, dan akar primer pendek.
Ø  Bentuk kecambah cacat, perkembangan bagian-bagian penting lemah dan kurang seimbang. 
Ø  Plumula terputar, hipokotil, epikotil, kotiledon membengkok, akar pendek, kecambah kerdil.
Ø  Kecambah tidak membentuk klorofil.
Ø  Kecambah lunak.



2.6.Penyimpanan Dan Perlakuan Benih
Benih sebelum ditanam dilapangan memerlukan penyimpanan terlebih dahulu. Lingkungan tempat penyimpanan sangat berpengaruh terhadap viabilitas benih dan oleh karena itu harus dikontrol sebaik-baiknya, yaitu melalui pengaturan lingkungan yang baik. Benih dapat disimpan beberapa tahun tanpa harus kehilangan viabilitas yang berarti.
Faktor lingkungan yang paling berperan dalam mempengaruhi viabiitas benih selama penyimpanan adalah temperatur dan kadar air benih. Penurunan viabilitas dapat ditekan serendah mungkin bila benih disimpan pada temperatur dan kadar air benih yang rendah.
Benih tanaman serealia biasanya mempunyai kandungan air kurang dari 15 %. Selain itu kelembaban udara juga harus dijaga serendah mungkin agar viabilitas tetap tinggi serta untuk mencegah perkembangan hama dan penyakit terutama cendawan.
Untuk mendapatkan perkecambahan yang bagus sering dilakukan perlaukan terhadap benih, baik sebelum benih disimpan ataupun ditanam. Berikut beberapa metode perlakuan benih yang dilakukan adalah :

Ø  Perlakuan Fisik
Yaitu penyeragaman ukuran benih dengan membuang benih yang terlalu besar dan terlalu kecil. Tujuan dari perlakuan ini adalah untuk mendapatkan pertumbuhan yang seragam di lapangan selain untuk memudahkan dalam pekerjaan tanaman terutama dalam penggunaan alat. Seleksi benih untuk untuk keseragaman ini biasanya dilaukan sebelum melaukan pembersihan benih untuk menghilangkan benih-benih gulma, kerikil, tanah, sisa-sisa tanaman dan lainya.

Ø  Perlakuan Kimia
Perlakuan kimia yang sederhana yang biasanya diberikan pada benih adalah perendaman benih dalam air untuk menghilangkan penghambat perkecambahan. Namun perlakuan yang sering dilakukan adalah pemberian insektisida dan fungisida.
Meskipun perlakuan benih dengan menggunakan bahan kimia dapat membunuh hama dan penyakit, akan tetapi dapat berakibat kurang baik bagi proses perkecambahan dan pertumbuhan tanaman lebih lanjut. Oleh karena itu penggunaan dosis bahan kimia yang digunakan harus benar-benar tepat. Dosis yang berlebihan akan menurunkan viabilitas benih yang pada akhirnya akan menghasilkan pertumbuhan kecambah yang abnormal. Selain itu perlakuan benih dengan bahan kimia ini justru sering memperpendek daya simpan benih.

2.7.Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif
Perbanyakan tanaman secara vegetatif adalah perbanyakatan tanaman yang menggunakan bagian-bagian vegetatif tanaman seperti akar, batang dan daun. Bahan tanaman yang berasal dari bagian vegetatif disebut bibit. Perbanyakan tanaman secara vegetatif merupakan perkembangbiakan tanaman yang terjadi tanpa melalui proses perkawinan. Walupun demikian perbanyakan tanaman secara vegetatif ini memiliki kelebihan dan kekurang.

Ø  Kelebihan perbanyakan tanaman dengan cara vegetatif
·         Dapat diterapkan pada tanaman yang tidak menghasilkan biji
·         Sifat-sifat yang lebih baik pada induknya dapat diturunkan
·         Masa juvenil (masa muda) relatif pendek
·         Tanaman lebih cepat bereproduksi
·         Dapat tumbuh pada tanah yang memiliki lapisan tanah dangkal karena memiliki sistem perakaran yang dangkal.

Ø  Kelemahan perbanyakan tanaman dengan cara vegetatif
·         Mewarisi sifat jelek induknya disamping sifat baik induknya
·         Sistem perakaran kurang kuat karena tidak memiliki akar tunggang
·         Biaya pengadaan bibit mahal.
·         Sulit memperoleh tanaman dalam jumlah yang besar yang berasal dari satu pohon induk
·         Serta waktu yang dibutuhkan untuk memperbanyak tanaman relatif lama.

2.8.Siklus Hidup Aseksual Atau Vegetatif
Pada perbanyakan tanaman secara vegetatif, genotip dari tanaman induk diwariskan secara sempurna. Bagian-bagian tanaman pada fase siklus seksual manapun dapat digunakan sebagai bahan awal. Bahan yang dipilih untuk perbanyakan karena sifat  vegetatifnya dan diambil sebelum mencapai fase dewasa akan tetap menunjukkan sifat juvenilnya. Bahan tanaman yang dipilih karena sifat bunga dan buah nya tidak lagi menunjukkan sifat juvenilnya ataupun trasnsisinya dan tetap secara biologi dewasa.
Dengan demikian perlu diketahui fase vegetatif dan fase pembungaan. Fase vegetatif adalah fase pertumbuhan tanaman dengan perpanjangan akar dan batang, peningkatan volume tanaman dan perluasan daun. Pada fase pembungaan perpanjangan batang berakhir dan beberapa titik tumbuh berubah menjadi kuncup dan akhirnya membentuk buah dan biji.
Perbanyakan tanaman secara vegetatif mencakup beberapa cara antara lain stek (batanag, akar dan daun), okulasi dan penyambungan. Perbanyakan vegetatif ini tidak seperti perbanyakan tanaman secara generatif yang secara langsung dapat ditanam dilapangan. Untuk perbanyakan tanaman secara vegetatif biasanya perlu disemaikan lebih dahulu sebelum ditanam di lapangan.
Persemaian tanaman dilakukan bertujuan untuk :
a.       Memudahkan pemeliharaan tanaman, misalnya penyiraman pagi dan sore hari.
b.      Menydiakan media tanam yang sangat bagus, misalnya permukaan tanah yang halus.
c.       Mengurangi biaya dan tenaga kerja
d.      Memberi kesempatan menyeleksi ytanaman yang baik untuk dipindahkan kelapangan sehingga akan mengurangi persentase penyulaman,
e.       Pada jenis tanaman tetentu dengan transplating (pindah tanam) memungkinkan diperoleh pertumbuhan tanaman dan hasil yang lebih tinggi.




2.9.       Teknik Perbanyakan Dengan Stek (Cutting)
Stek atau cutting  merupakan salah satu teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif. Tanaman yang disetek dipotong salah satu bagiannya, potongan bagian tanaman bisa langsung ditanam di lapangan.
Dibandingkan dengan perbanyakan tanaman secara vegetatif yang lainnya, stek memiliki beberapa keuntungan, diantaranya :
J  Sifat tanaman baru sama dengan induknya
J  Bagian tanman induk yang diperlukan sebagai bahan setek relatif sedikit, sehingga tidak merugikan tanaman induk.
J  Mudah dilakukan dan tidak memerlukan teknologi rumit
J  Biaya yang dikeluarkan sedikit dan waktu yang diperlukan relatif singkat.
J  Jumlah tanaman yang dihasilkan lebih banyak dibanding cangkok dan okulasi
J  Tanaman baru hasil setek memiliki keseragaman umur.

v  Faktor Yang Mempengaruhi Regenerasi Tanaman Dari Stek

·         Seleksi Bahan Stek
a.       Unsur hara pada tanaman yang distek menunjukkan pengaruh terhadap pertumbuhan akar, pucuk, etiolasi dan juvenilitas dari stek.
b.      Bagian tanaman yang dipilih sebagai bahan stek tergantung kepada spesies, pucuk lateral atau terminal, fase berbunga atau vegetatif. Faktor lain yang juga berpengaruh adalah penyakit.

·         Waktu Pengambilan
Pada beberapa tanaman, waktu pengambilan stek menentukan inisiasi akar. Pada umumnya penyetekan dilakukan pada musim penghujan, tujuannya dalah untuk mencegah pengeringan pada stek.

·         Perlakuan pada stek
Bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai perlakuan pada stek adalah zat pengatur tumbuh atau bahan lain seperti 2,4-D, NAA, IBA, IAA. Vitamin seperti thiamin (B1), phiroxidine, riboflavin, asam nikohinil, asam askorbat dan unsur-unsur mineral seperti Nitrogen, Boron dan lain-lain. Kondisi lingkungan juga mempengaruhi perkembangan stek seperti air, suhu, caha dan media.
Keberhasilan perbanyakan dengan cara stek ditandai terjadinya regenerasi akar dan pucuk pada bahan stek sehingga menjadi tanaman baru. Regenerasi akar dan pucuk dipengaruhi oleh faktor intern dan faktor ekstern. Salah satu faktor intern yang mempengaruhi regenerasi akar dan pucuk adalah fitohormon.
Faktor intern yang paling penting dalam mempengaruhi regenerasi akar dan pucuk pada stek adalah faktor genetik. Untuk menunjang keberhasilan perbanyakan tanaman dengan cara stek, tanaman sumber seharusnya  adalah:
·         Status air, Stek lebih baik diambil pada pagi hari dimana bahan stek dalam kondisi turgid.
·         Temperatur. Tanaman stek lebih baik ditumbuhkan pada suhu 12°C hingga 27°C.
·         Cahaya. Durasi dan intensitas cahaya yang dibutuhkan tanaman sumber tergantung pada jenis tanaman, sehingga tanaman sumber seharusnya ditumbuhkan pada kondisi cahaya yang tepat.
·         Kandungan karbohidrat. Untuk meningkatkan kandungan karbohidrat bahan stek yang masih ada.
Faktor lingkungan tumbuh stek yang cocok sangat berpengaruh pada terjadinya regenerasi akar dan pucuk. Lingkungan tumbuh atau media pengakaran seharusnya kondusif untuk regenerasi akar yaitu cukup lembab, evapotranspirasi rendah, drainase dan aerasi baik, suhu tidak terlalu dingin atau panas, tidak terkena cahaya penuh (200-100 W/m2) dan bebas dari hama atau penyakit.

v  Macam-macam stek dan Teknisnya
1.      Stek batang
Stek batang merupakan stek yang paling penting. Bagian batang yang memiliki kuncup lateral terminal dipotong lalu ditanam di tanah dengan harapan dapat tumbuh menjadi tumbuhan yang sempurna. Bahan awal perbanyakan berupa batang tanaman. Stek batang dikelompokkan menjadi empat macam berdasarkan jenis batang tanaman, yakni: berkayu keras, semi berkayu, dan herbaceous.
Bahan tanaman yang biasa diperbanyak dengan stek batang berkayu keras antara lain: apel, pear, cemara, dan lain-lain, dengan perlakuan kimia IBA atau NAA 2500 – 5000 ppm. Panjang stek berkisar antara 10 – 76 cm atau dua buku (nodes). Stek batang semi berkayu, contohnya terdapat pada tanaman Citrus sp, Manihot utilissima dengan perlakuan kimia yang sudah umum yaitu IBA dan NAA 1000 – 3000 ppm dan panjang stek 7,5 – 15 cm. Pada stek batang semi berkayu ini, daun- Stek batang yang tergolong herbaceus, dilakukan pada tanaman Chrysanthemum sp, dan Ipomoea batatas. Pada dasarnya perlakuan auksin tidak diperlukan pada stek batang herbaceous ini, tetapi kadang diberikan IBA atau NAA 500 –1250 ppm dan panjang stek yang biasa digunakan adalah 7,5 – 12,5 cm.
2.      Stek daun
Stek dauan adalah helaian daun dan petiole yang digunakan sebagai stek. Cara ini biasanya dilakukan pada tanaman hias yang tidak berkayu seperti cocor bebek, begonia. Masalah pada stek daun secara umum adalah pembentukan tunas-tunas adventif, bukan akar adventif. Pembentukan akar adventif pada daun lebih mudah dibandingkan pembentukan tunas adventif.

3.      Stek daun pucuk
Stek daun pucuk terdiri dari helaian daun petiole dan potongan pendek dari batang. Karena bahan yang dibutuhkan sedikit, dari bahan yang sama metode ini bisa menghasilkan tanaman yang lebih banyak misalnya lada biasa dikembangbiakkan dengan stek berdaun tunggal.

4.      Stek akar
Akar yang digunakan sebagai stek hatus diambil pada saat tanaman tidak sedang aktif membuat pucuk-pucuk baru. Dalam kondisi demikian bahan makanan dalam akar relatif lebih banyak sehingga keberhasilan stek untuk tumbuh akan lebih baik.

5.      Stek umbi
Pada stek umbi, bahan awal untuk perbanyakan berupa umbi, yaitu: umbi batang, umbi akar, dan lain-lain. Sebagai bahan perbanyakan, umbi dapat digunakan utuh atau dipotong-potong dengan syarat setiap potongannya mengadung calon tunas. dierandap dalam bakterisida dan fungisida. Contoh tanaman yang bisa diperbanyak contoh stek umbi antara lain: Solanum tuberosum, Ipomoea batatas, Caladium sp, Amarilis sp, dan lain-lain.































III. PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Perbanyakan tanaman dapat dibedakan menjadi dua, yaitu perbanyakan tanaman dengan cara generatif (seksual) dan perbanyakan tanaman dengan cara vegetatif (aseksual). Perbanyakan tanaman secara generatif terjadi melalui biji didahului dengan peleburan gamet jantan dan gamet betina tanaman induk.
Siklus hidup biji atau pertumbuhan dan perkembangan biji dari kecambah terjadi dalam 4 fase, yaitu fase embrio dimulai dengan fusi antara gamet jantan dan betina untuk membentuk zigot. Fase juvenil dimulai dengan perkecambahan biji dan embrio tumbuh menjadi tanaman muda. Fase dewasa tanaman mencapai ukuran maksimal dan memasuki stadia yang didominasi oleh pembentukan bunga buah dan biji, dan terakhir Fase transisi adalah fase pada saat tanaman secara bertahap kehilangan sifat juvenilitasnya dan memasuki masa dewasa.

3.2.Saran
Perbanyakan tanaman merupakan suatu proses untuk memperbanyak jumlah tanaman agar dapat memenuhi kebutuhan hidup manusia. Dengan membaca dan mempraktekan cara perbanyakan tanaman dengan cara generatif maupun vegetatif dapat membantu mahasiswa dan orang lain untuk lebih mudah memperbanyak tanaman mereka dengan mengikuti teknik yang baik dan benar. Sehingga untuk kedepannya diharapkan dengan perbanyakan tanaman ini mampu meningkatkan hasil pertanian di Indonesia.










DAFTAR PUSTAKA

Andayani, Ani. 2011. Buku Pintar Series Tanaman Bunga Potong. Direktoral jenderal holtikulturakementerian pertanian. Jakarta
Biologi Media. 2012. Reproduksi Generatif Pada Tumbuhan. http://biologimediacentre.com/reproduksi-generatif-pada-tumbuhan//. Diakses pada Tanggal 30 November 2013 jam 13.00 WIB.
Jupri Malino. 2012. Perkembangbiakan Tumbuhan. http://juprimalino.blogspot.com/2012/04/perkembangbiakan-pada-tumbuhan. html. Diakses pada Tanggal 30 November 2013 jam 13.00 WIB.
Khaerudin, 1994. Pembibitan Tanaman HTI. Penebar Swadaya. Jakarta
Lita, Sutopo. 2002. Teknologi Benih. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Sarti. 2013. Perkembangbiakan Tumbuhan secara Generatif. http://www.sibarasok.info/2013/05/perkembangbiakan tumbuhan secara generatif .html. Diakses pada Tanggal 30 November 2013 jam 13.00 WIB.
Setia Jaya. 2001. Petunjuk Cara Perbanyakan Secara Stek. PT. Mekar Makmur. Bogor
Sri NgajiyatiIr dan  Danarti. 1989. Petunjuk Mengairi dan Menyiram Tanaman, Penebar Swadaya. Jakarta
Sudaryanto, bambang. 2007. Budidaya tanman hias daun. Balai pengkajian teknologi. yogyakarta

Tim Penulis Dasar-Dasar Agronomi. 2010. Diktat Dasar-Dasar Agronomi. Fakultas Pertanian Universitas Jambi. Jambi 

3 komentar:

  1. Anapoker tentunya tujuan utamanya adalah untuk bersenang-senang, oleh karena itu kami di Anapoker hadir untuk memberikan anda kemudahan dengan pelayanan terbaik

    Anapoker kami tentunya bersaing secara sehat dengan memberikan berbagai penawaran menguntungkan dan promo judi kartu terbaik

    Contact via Chat Only Untuk Info Lebih lanjut
    Whatsapp : 0852 2255 5128
    Line ID : agenS1288
    Telegram : agenS128

    Promo Bonus Untuk Member Baru AgenS128, Casino IDNLive :
    Freebet Casino Online

    sbobet alternatif

    Freebet Casino Online Terbaru IDN Live

    link sbobet

    sabung ayam online

    adu ayam

    casino online

    sabung ayam bangkok

    ayam laga birma

    poker deposit pulsa

    deposit pulsa poker

    deposit pulsa

    deposit pulsa

    deposit pulsa

    BalasHapus
  2. youtube - youtube
    youtube youtube - youtube youtube, youtube mp3 videos, videos, photos. youtube - youtube youtube · youtube. youtube. youtube. youtube. youtube. youtube. youtube. youtube. youtube. youtube. youtube. youtube. youtube. youtube. youtube. youtube. youtube. youtube.youtube.

    BalasHapus
  3. Casino Reviews & Ratings | ₹20,000 No Deposit Bonus
    Looking for casino reviews? ₹20,000 Free No Deposit Bonus ✓ 100% 샌즈 Deposit Match Bonus 벳 인포 up to titanium wire $1000 슬롯 나라 ✓ Free 안전 토토 사이트 Casino Games & Slots ⚡️ Get Your Bonus!

    BalasHapus