PERBANYAKAN TANAMAN
I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Tumbuhan
merupakan sumber penghasil makanan dan energi untuk makhluk hidup lainnya,
karena hanya tumbuhan yang mampu memasak makanan sendiri dengan bantuan cahaya
matahari. Tumbuhan ada yang dibudidayakan dan ada pula yang dibiarkan tumbuh
liar di alam. Tumbuhan yang dibudidayakan oleh manusia biasanya disebut
tanaman.
Tanaman
atau tumbuhan mempunyai fungsi yang sangat penting selain sebagai sumber
penghasil makan juga berfungsi dalam melestarikan lingkungan seperti menahan
air dalam tanah sehingga dapat mencegah terjadinya banjir. Manusia dalam
memunuhi kebutuhannya banyak melakukan budidaya terhadap tanaman. Budidaya
tanaman ini bertujuan untuk mendapatkan hasil sesuai dengan yang diinginkan
dengan memberikan berbagai macam perlakuan terhadap tanaman yang mendorong
pertumbuhan dan perkembangannya seperti pemberian pupuk dan pestisida.
Tanaman
dapat berkembangbiak secara generatif dan vegetatif. Perkembangbiakan tanaman
secara generatif yaitu pebanyakan tanaman melalaui proses perkawinan antara
gamet jantan dan betina sedangkan perbanyakan tanama secara vegetatif adalah
perbanyakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman seperti akar,
batang dan daun.
Masing-masing
perbanyakan tanaman baik secara vegetatif maupun secara generatif memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dalam hal ini diperlukan kepiawaian
petani dalam menerapkannya. Sehingga tanaman yang diusahakan dapat
berkembangbiak seperti yang diharapkan.
Untuk
saat ini perbanyakan tanaman secara generatif masih sering digunakan dalam
menghasilakan varietas-varietas baru yang lebih unggul dengan mengawinkan antar
tanaman yang sejenis. Sehingga dengan adanya perkembangan ilmu dibidang
genetika tumbuhan tersebut diharapkan mampu menghasilkan tanaman yang tahan
terhadap hama dan penyakit serta mempunyai daya produksi yang tinggi dengan
kualitas yang terjamin.
Akan
tetapi perkembangan tersebut kadang kala tidak terlihat damapaknya dalam
masyarakat yang luas. Hal ini terjadi karena terkendala dalam biaya pembutan
varietas baru tersebut. Dan ini membuat para petani tidak mampu untuk
membelinya. Denagn kondisi pertanian sekarang, pada umumnya hama dan penyakit
tanaman itu lebih cepat berkembang sehingga dalam waktu yang relatif singkat
dapat memusnahakan tanaman petani. Untuk mengatasi hal tersebut petani
cenderung menggunakan bahan kimia sitetis dalam pengendalian.
Penggunaan
bahan kimia sintetis dalam jangka waktu yang lama akan merugikan baik bagi
lingkungan maupun bagi kesehatan manusia. Oleh sebab itu dengan mempelajari
cara perbanyakan tanaman ini diharapakan dapat melakukan peningkatan produksi
dengan memperbanyak jumlah tanaman bukan dengan pengendaliah secara kimia yang
dapat merusak lingkungan dan kesehatan.
1.2.Rumusan Masalah
1. Bagaimana
cara perbanyakan tanaman secara generatif ?
2. Bagaimana
proses terjadinya pembuahan pada tumbuhan berbiji ?
3. Bagaimana
sklus hidup seksual atau generatif ?
4. Bagiaman
struktur benih ?
5. Apa
saja tipe perkecambahan serta faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan ?
6. Bagaimana
cara perlakuan yang baik terhadap benih ?
7. Bagaimana
cara perbanyakan tanaman secara vegetatif ?
8. Bagaimana
sklus hidup aseksual atau vegetatif ?
9. Bagaimana
cara teknik perbanyakan tanaman dengan stek ?
1.3.Tujuan Penulisan
1. Untuk
menjelaskan cara perbanyakan tanaman secara generatif
2. Untuk
menjelaskan terjadinya pembuahan pada tumbuhan berbiji
3. Untuk
menjelaskan sklus hidup seksual atau generatif
4. Untuk
menjelaskan struktur benih
5. Untuk
menjelaskan tipe perkecambahan serta faktor-faktor yang mempengaruhi
perkecambahan
6. Untuk
menjelaskan cara perlakuan yang baik terhadap benih
7. Untuk
menjelaskan cara perbanyakan tanaman secara vegetatif
8. Untuk
menjelaskan sklus hidup aseksual atau vegetatif
9. Untuk
menjelaskan cara teknik perbanyakan tanaman dengan stek
1.4.Metode Penulisan
Metode
penulisan makalah ini bersumber dari studi literatur yaitu dengan mengumpulkan
dan mengkaji berbagai literatur yang berhubungan dengan masalah yang dikaji.
Studi literatur yang digunakan adalah studi kepustakaan dan sumber lain dari
internet.
II. PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Perbanyakan Tanaman
Secara Generatif
Perbanyakan
tanaman secara generatif merupakan perbanyakan tanaman melalui proses
perkawinan antara dua tanaman induk melalui organ reproduksi berupa bunga yang
kemudian terjadi penyerbukan benang sari pada kepala putik dan menghasilkan
buah dengan kandungan biji di dalamnya. Biji ini dapat ditanam kembali untuk
menghasilkan tanaman baru yang memungkinkan terjadinya variasi karakter.
Tumbuhan
sebagai organisme dapat berkembangbiak baik secara generatif maupun vegetatif.
Reproduksi secara generatif pada umumnya terjadi pada tumbuhan berbiji
(Spermatophyta), baik pada tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) maupun pada
tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae). Pada reproduksi generatif dibutuhkan dua
sel kelamin (gamet) yaitu sel kelamin jantan an sel kelamin betina. Dengan
demikian, reproduksi generatif hanya mungkin terjadi apabila ada peleburan
antara gamet jantan dan gamet betina dalam tumbuhan tersebut.
Perbanyakan
tanaman secara generatif memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan
perbanyakan tanaman secara generatif ini antara lain :
·
Tanaman baru bisa diperoleh dengan cepat dan mudah,
·
Biaya yang dikeluarkan relatif murah,
·
Umur tanaman lebih lama,
·
Tanaman yang dihasilkan memiliki perakaran yang kuat
·
Dapat menghasilkan varietas-varietas baru, yaitu
dengan cara menyilangkan.
Sedangkan kelemahan perbanyakan tanaman secara
generatif ini adalah :
·
Tanaman baru yang dihasilkan belum tentu memiliki
sifat yang sama dengan induknya
·
Varietas yang baru muncul belum tentu lebih baik
·
Waktu berbuah lebih lama dan kualitas tanaman baru
diketahui setelah tanaman berbuah.
Untuk saat ini perbanyakan tanaman
secara generatif masih banyak dilakukan terutama untuk menghasilkan jenis
tanaman baru yang memiliki kualitas yang lebih bagus dengan cara persilangan
tanaman. Misalnya varietas tanaman semangka tanpa biji.
Alat Reproduksi Generatif Pada Tumbuhan Berbiji
Bunga merupakan alat reproduksi
secara generatif pada tumbuhan berbiji. Bunga pada tumbuhan berguna sebagai
alat pembentuk sel-sel kelamin, baik sel kelamin jantan maupun sel kelamin
betina. Kemudian sel kelamin jantan dan sel kelamin betina kan menyatu
membentuk biji.
Benang sari (stamen) dan putik
(pistillum) merupakan bagian dari bunga yang merupakan alat kelamin pada bunga.
Benang sari merupakan alat kelamin jantan dan putik merupakan alat kelamin
betina. Benang sari terdiri dari tangkai sari (filamentum) dan kepala sari
(anthera) dengan dua atau lebih kotak sari. Di dalam kotak sari terdapat sebuk
sari (pollen) dan setiap serbuk sari berisikan inti sperma (sel kelamin
jantan).
1.1 Serbuk sari dalam kotak sari
Putik terletak di tengan dasar bunga
dan merupakan bagian yang paling dalam. Putik terdiri dari bakal buah (ovarium)
dibagian dasarnya dan tangkai putik (stylus) yang ujungnya terdapat kepala
putik (stigma). Di dalam bakal buah
terdapat satu atau lebih bakal biji (ovulum). Di dalam bakal biji terdapat sel
telur (ovum). Sel telur merupakan sel kelamin betina. Pada pembuahan, sel telur
akan dibuahi oleh inti sperma dari sebuk sari. Setelah pembuahan bakal biji
akan berkembang menjadi bijidan dinding bakal buah akan menjadi buah.
1.5.Bagian-bagian putik
Berdasarkan alat kelaminnya bunga,
bunga dapar dibedakan menjadi dua:
a. Bunga sempurna, yaitu bunga yang mempunyai alat
kelamin jantan (serbuk sari) dan alat kelamin betina (putik) dalam satu bunga.
Bunga sempurna sering juga disebut bunga hermaprodit. Contohnya bunga jambu dan
bunga mangga.
b. Bunga tidak sempurna, adalah bunga yang hanya mempunyai
satu alat kelamin saja. Bunga yang hanya mempunyai benang sari disebut bunga
jantan sedangkan yang hanya mempunyai putik disebut bunga betina.
Penyerbukan
Penyerbukan
adalah sampainya serbuk sari pada tempat tujuan. Pada tumbuhan Gymnospermae,
tujuan serbuk sari adalah tetes penyerbukan, sedangkan pada tumbuhan
Angiospermae, tujuan serbuk sari adalah kepala putik.
Pembuahan
Penyerbukan
akan menghasilkan individu baru apabila diikuti oleh pembuahan, yaitu peleburan
antara sel kelamin jantan dengan sel kelamin betina. Pada tumbuhan berbiji
dikenal ada dua macam pembuahan, yaitu pembuahan tunggal pada Gymnospermae, dan
pembuahan ganda pada Angiospermae.
a. Pembuahan tunggal
Contoh proses
pembuahan tunggal pada Pinus (Gymnospermae)
Terjadi pada tumbuhan Gymnospermae atau tumbuhan berbiji
terbuka. Serbuk sari akan sampai pada tetes penyerbukan, kemudian dengan
mengeringnya tetes penyerbukan, serbuk sari yang telah jatuh di dalamnya akan
diserap masuk ke ruang serbuk sari melalui mikrofil. Serbuk sari ini
sesungguhnya terdiri atas dua sel, yaitu sel generatif atau yang kecil dan sel
vegetatif yang besar, hampir menyelubungi sel generatif. Serbuk sari ini
kemudian tumbuh membentuk buluh serbuk sari, yang kemudian bergerak ke ruang
arkegonium. Karena pembentukan buluh serbuk sari maka sel-sel yang terdapat di
antara ruang serbuk sari dan ruang arkegonium terdesak ke samping akan
terlarut.
Sementara itu di dalam buluh ini sel generatif membelah
menjadi dua dan menghasilkan sel dinding atau sel dislokator, dan sel
spermatogen atau calon spermatozoid. Sel spermatogen kemudian membelah menjadi
dua sel permatozoid. Setelah sampai di ruang arkegonium, sel vegetatif lenyap,
dan kedua sel spermatozoid lepas ke dalam ruang arkegonium yang berisi cairan,
sehingga spermatozoid dapat berenang di dalamnya. Pada ruang arkegonium
terdapat sejumlah sel telur yang besar. Tiap sel telur bersatu dengan satu
spermatozoid, sehingga pembuahan pada Gymnospermae selalu mengasilkan zigot
yang kemudian tumbuh dan berkembang menjadi embrio. Pembuahan tunggal seperti
ini misalnya terjadi pada pohon Pinus.
b. Pembuahan ganda
Terjadi pada
tumbuhan Angiospermae atau tumbuhan berbiji tertutup.
1. Perkembangan
serbuk sari
Serbuk sari yang jatuh di kepala putih terdiri atas satu sel
dengan dua dinding pembungkus, yaitu: eksin (selaput luar) dan intin (selaput
dalam). Eksin pecah, kemudian intin tumbuh memanjang membuat buluh serbuk sari.
Buluh serbuk sari ini akan tumbuh menuju ke ruang bakal biji. Bersamaan dengan
ini inti sel serbuk sari membelah menjadi 2, yang besar didepan adalah inti
vegetatif sebagai penunjuk jalan, dan yang kecil di belakang adalah
inti generatif. Inti generatif membelah lagi menjadi dua inti generatif atau
spermatozoid, yaitu inti generatif 1 dan inti generatif
2.
2. Pembentukan
sel telur
Bersamaan dengan perkembangan serbuk sari dalam buluh serbuk
sari, di dalam ruang bakal biji sel induk megaspora
(megasporosit/makrosporosit) membelah secara meiosis menjadi 4 sel. Tiga di antaranya mati dan yang satu
tumbuh menjadi sel megaspora/makrospora (inti kandung lembaga primer).
Inti sel megaspora ini selanjutnya membelah mitosis 3x, sehingga terbentuklah 8
inti. Ke-8 inti tersebut kemudian masing-masing akan terbungkus membran
sehingga menjadi sel yang terpisah. Karena itu sel-sel di dalam bakal biji
sering disebut multigamet.
Langkah berikutnya, 8 sel tersebut membentuk formasi di dalam
bakal biji. Tiga sel menempatkan diri di bagian atas bakal biji disebut antipoda.
Yang di bagian bawah dekat mikrofil, 3 sel menempatkan diri berdekatan. Yang
tengah adalah ovum, sedang mengapitnya sebelah kanan dan kiri
adalah sinergid. Dua sel yang tersisa bergerak ke tengah bakal
biji dan bersatu melebur membentuk inti kandung lembaga sekunder
sehingga menjadi sel yang diploid (2n).
Jika terjadi pembuahan inti generatif 1 membuahi ovum
membentuk zigot, sedang inti generatif 2 membuahi inti kandung lembaga sekunder
menghasilkan endosperm (3n) sebagai cadangan makanan untuk zigot. Inilah yang
dinamakan pembuahan ganda. Sementara itu inti vegetatif akan mati setelah
sampai di bakal biji.
J inti
generatif 1 (n) + ovum (n) —–> zigot (2n)
J inti
generatif 2 (n) + inti kandung lembaga sekunder (2n) —–> endosperm (3n)
2.2.Buah dan Biji
Buah dan biji buah pada umunya merupakan organ tanaman tempat menyimpan benih dan hasil
foto-sintesis. Biji sebagai calon benih yang pada umumnya berada di dalam
buah terbentuk melalui proses pembuahan.
Pembuahan adalah permulaan dari pertumbuhan ovari yang cepat dan selanjutnya
berkembang menjadi biji. Pada biji yang sedang berkembang, perkembangan
embrio didahului oleh pertumbuhan endosperm. Perkembangan biji akan
diakhiri dengan pemben-tukan integumen pada jaringan ovari induk. Biji
akan tumbuh dan berkembang sampai menjadi bentuk yang sempurna dan memenuhi
standar untuk menjadi benih.
Biji yang
memenuhi kriteria tertentu dapat dijadikan benih. Benih tanaman
yang ditumbuhkan pada media semai yang mengandung air akan tumbuh dan
berkembang menjadi bibit. Pertumbuhan bibit sangat tergantung pada
cadangan makanan di dalam benih (endosperm). Cadangan makanan dalam benih
adalah karbohidrat, lemak dan protein. Benih yang ditumbuhkan pada
media semai akan melakukan proses perkecambahan (germination).
Perkecambahan
benih sangat dipengaruhi oleh viabilitas benih dan lingkungan yang cocok untuk
pertumbuhan dan perkembangan bibit. Benih yang sedang berkecambah
sangat peka terhadap penyakit tanaman dan gangguan fisik sehingga selama
proses ini sangat memerlukan perlindungan (proteksi). Perlindungan
kecambah atau bibit muda sebaiknya dilakukan dengan memasang pelindung berupa
naungan dari plastik atau paranet. Naungan berfungsi sebagai pelindung
kecambah dan bibit muda dari sengatan sinar mata-hari, dan organisme pengganggu
tanaman.
2.3.Siklus Hidup Seksual atau Generatif
Perkembangbiakan secara generatif
merupakan perkembangbiakan yang menggunakan biji sebagai alat reproduksinta.
Reproduksi denga biji ini akan menyebabkan variasi antar tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dari
kecambah menjadi dewasa terjadi dalam beberapa fase, yaitu :
1.
Fase Embrio, yaitu
dimulai dengan fusi atau peleburan antara gamet jantan dan gamet betina. Proses peleburan kedua inti ini,
disebut pembuahan atau fertilisasi. Inti sperma yang satu akan membuahi inti
sel telur membentuk zigot, sedangkan inti sperma lainnya membuahi inti kandung
lembaga sekunder membentuk endosperma. Endosperma akan menyediakan makanan bagi
embrio yang berkembang dari zigot.
2.
Fase Juvenil, yaitu dimulai dengan
perkecambahan biji dan embrio tumbuhan menjadi tanaman muda. Dalam fase ini
pertumbuhan yang mendominasi morfologi perkembangan tanaman adalahpertumbuhan
vegetatif. Secara umum tanaman pada fase ini tidak merespon terhadap zat perangsang
pembungaan.
3.
Fase Transisi, merupakan fase pada saat
tanaman secara bertahap kehilangan sifat juvenilitasnya dan memasuki fase
dewasa. Perubahan ini ditunjukkan pada perubahan morfologi seperti hilangnya
kemampuan berkembang secara vegetatif
dan meningkatnya kemampuan untuk memberikan respon terhadap zat perangsang
pembungaan.
4.
Fase Dewasa, yaitu dimana tanaman mencapai
ukuran maksimal dan memasuki stadia yang didominasi oleh pembentukan bunga,
buah dan biji.
2.4.Struktur Benih dan Tipe Perkecambahan
Pengetahuan tentang biji akan sangat
membantu untuk mengetahui persyaratan yang diperlukan benih untuk berkecambah
dan tumbuh di lapangan. Pada umumnya benih mempunyai susunan atau struktur yang
sama terdiri dari embrio (akar dan tunas muda) dan cadangan makanan yang
diperlukan untuk pertumbuhan sampai daun-daun tanaman aktif melakukan
fotosintesis.
Berikut adalah susunan struktur benih :
J Embrio
Embrio adalah suatu tanaman baru yang terjadi dari
bersatunya gamet-gamet jantan dan betina pada suatu proses pembuahan. Struktur
embrio :
·
Epikotil (calon pucuk),
·
Hipokotil (calon batang),
·
Kotiledon (calon daun)
·
Radikula (calon akar).
J Jaringan penyimpan cadangan makanan
Cadangan makanan yang tersimpan dalam biji umumnya
terdiri dari karbohidrat, lemak, protein dan mineral. Komposisi dan presentasenya
berbeda-beda tergantung pada jenis biji, misal biji bunga matahari kaya akan lemak,
biji kacang-kacangan kaya akan protein, biji padi mengandung banyak
karbohidrat.
Pada
biji ada beberapa struktur yang dapat berfungsi sebagai jaringan penyimpan
cadangan makanan, yaitu :
Ø Kotiledon,
misalnya pada kacang-kacangan, semangka dan labu.
Ø Endosperm,
misal pada jagung, gandum, dan golongan serelia lainnya. Pada kelapa bagian
dalamnya yang berwarna putih dan dapat dimakan merupakan endospermnya.
Ø Perisperm,
misal pada famili Chenopodiaceae dan Caryophyllaceae, Gametophytic betina yang
haploid misal pada kelas Gymnospermae yaitu pinus.
J Pelindung biji (kulit biji)
Kulit biji merupakan
lapisan terluar dari biji.Pelindung biji dapat terdiri dari kulit biji,
sisa-sisa nucleus dan endosperm dan kadang-kadang bagian buah. Tetapi umumnya
kulit biji (testa) berasal dari integument ovule yang mengalami modifikasi
selama proses pembentukan biji berlangsung. Biasanya kulit luar biji keras dan
kuat berwarna kecokelatan sedangkan bagian dalamnya tipis dan berselaput. Fungsi kulit biji adalah untuk melindungi
biji dari kekeringan, kerusakan mekanis atau serangan cendawan, bakteri dan
insekta.
Perbedaan Struktur Benih
Monokotil Dan Dikotil
No
|
Monokotil
|
Dikotil
|
1.
|
Cadangan makanan berupa endosperm
|
Cadangan makanan berupa katiledon
|
2.
|
Mempunyai hilum tapi tidak terlihat
|
Hilum terlihat jelas
|
3.
|
Endosperm merupakan bagian terbesar
|
Endosperm merupakan bagian terkecil
|
4.
|
Cadanagn makanan baru dapat dicerna dan diserap
embrio setelah masak
|
Cadanagn makanan baru dapat dicerna dan diserap
embrio sebelum biji masak
|
Tanaman gandum merupakan
salah satu tanaman monokotil yang mempunyai banyak endosperm (80 – 86 % dari
berat biji) dan sebagian besar terdiri dari pati sebagai cadanagnan makanan.
Sedangkan embrio dan skutelum hanya 3 – 4 %, sisanya berupa lapisan luar benih.
Phaseolus sp mewakili benih tanaman dikotil terutama kacang-kacangan. Embrio terdiri
dari plumula dan radikel muda, menduduki sebagian kecil dari berat benih total.
Perkecambahan
adalah proses pertumbuhan embrio dan komponen-komponen biji yang memiliki
kemampuan untuk tumbuh secara normal menjadi tumbuhan baru. Perkecambahan juga
merupakan proses metobolisme biji hingga dapat menghasilkan pertumbuhan dari
komponen kecambah (Plumula dan Radikula). Proses perkecambahan benih merupakan suatu
rangkaian kompleks dari perubahan-perubahan morfologi, fisologi, dan biokimia. Tahap-tahap yang terjadi pada proses perkecambahan
benih adalah:
a)
Penyerapan
air oleh benih, melunaknya kulit benih dan hidrasi dari protoplasma
b)
Terjadi
kegiatan-kegiatan sel dan enzim-enzim serta naiknya tingkat respirasi benih
c)
Terjadi
penguraian bahan-bahan seperti karbohidrat, lemak dan protein menjadi
bentuk-bentuk yang melarut dan ditranslokasikan ke titik-titk tumbuh
d)
Asimilasi
dari bahan-bahan tersebut di atas pada daerah meristematik untuk menghasilkan
energi bagi pertumbuhan sel-sel baru.
e)
Pertumbuhan
kecambah melalui proses pembelahan, pembesaran dan pembagian sel-sel pada titik
tumbuh.
Sementara
daun belum dapat berfungsi sebagai organ untuk fotosintesa maka pertumbuhan
kecambah sangat tergantung pada persediaan makanan yang ada dalam biji.
Tipe-tipe perkecambahan juga berbeda
untuk setiap jenis tanaman. Ada dua jenis tipe perkecambahan pada benih, yaitu
:
v Epigeal
·
Menurut Sutopo, tipe perkecambahan
epigeal adalah dimana munculnya radikel diikuti dengan memanjangnya hipokotil
secara keseluruhan dan membawa serta kotiledon dan plumula ke atas permukaan
tanah..
·
Menurut anonymous, Perkecambahan epigeal
adalah apabila terjadi pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga atau
hipokotil sehingga mengakibatkan daun lembaga dan kotiledon terangkat ke atas
tanah, misalnya pada kacang hijau (Phaseoulus radiatus)
Jadi dapat disimpulkan bahwa tipe perkecambahan
epigeal ini adalah perkecambahan yang terjadi pada tanaman dikotil dimana
katiledon muncul ke atas permukaan tanah dan berkembang menyerupai daun yang
mengandung klorofil. Daun yang sebenarnya akan terbentuk setelah katiledon ini.
v Hipogeal
·
Menurut Sutopo, Perkecambahan hipogeal
adalah apabila terjadi teratas (epikotil) sehingga daun lembaga ikut tertarik
ke atas tanah, tetapi kotiledon tetap di bawah tanah. Misalnya pada biji kacang
kapri (Pisum sativum).
·
Menurut Pratiwi, Tipe hipogeal dimana
munculnya radikel diikuti plumula, hipokotil tidak memanjang ke atas permukaan
tanah sedangkan kotiledon tetap berada di dalam kulit biji di bawah permukaan
tanah.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tipe perkecambahan
hipogeal ini merupakan perkecambahan yang yang terjadi pada tanaman monokotil
dimana bagian yang tersisa dari benih tetap tinggal di dalam tanah sewaktu daun
pertama muncul dari keleoptil.
2.5.Faktor
Yang Mempengaruhi Perkecambahan
Perkecambahan benih dapat dipengaruhi oleh faktor dalam yang meliputi:
tingkat kemasakan benih, ukuran benih, dormansi, dan penghambat perkecambahan, serta
faktor luar yang meliputi air, temperatur, oksigen, dan cahaya.
| Faktor
dalam
1. Tingkat
kemasakan benih.
Benih yang
dipanen sebelum mencapai tingkat kemasakan fisiologis tidak mempunyai
viabilitas tinggi. Pada beberapa jenis tanaman, benih yang demikian tidak akan
dapat berkecambah. Hal ini diduga benih belum memiliki cadangan makanan
yang cukup dan pembentukan embrio belum sempurna.
2. Ukuran benih
Karbohidrat,
protein, lemak, dan mineral ada dalam jaringan penyimpanan benih.
Bahan-bahan tersebut diperlukan sebagai bahan baku dan energi bagi embrio saat
perkecambahan. Berdasarkan hasil penelitian, ukuran benih mempunyai
korelasi yang positip terhadap kandungan protein pada benih sorgum. Makin
besar/berat ukuran benih maka kandungan protein juga makin meningkat.
Dinyatakan juga bahwa berat benih berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan
dan produksi, karena berat benih menentukan besarnya kecambah pada pada saat
permulaan dan berat tanaman pada saat dipanen.
3. Dormansi
Benih dorman
adalah benih yang sebenarnya hidup tetapi tidak mau berkecambah meskipun
diletakkan pada lingkungan yang memenuhi syarat untuk berkecambah.
Penyebab dormansi antara lain adalah: impermeabilitas kulit biji terhadap air
atau gas-gas (sangat umum pada famili leguminosae), embrio rudimenter, halangan
perkembangan embrio oleh sebab-sebab mekanis, dan adanya bahan-bahan penghambat
perkecambahan. Benih dorman dapat dirangsang untuk berkecambah dengan
perlakuan seperti: pemberian suhu rendah pada keadaan lembab (stratifikasi),
goncangan (impaction), atau direndam dalam larutan asam sulfat.
4. Penghambat
perkecambahan
Banyak
zat-zat yang diketahui dapat menghambat perkecambahan benih. Contoh
zat-zat tersebut adalah: herbisida, auksin, bahan-bahan yang terkandung dalam
buah, larutan mannitol dan NaCl yang mempunyai tingkat osmotik tinggi, serta
bahan yang menghambat respirasi (sianida dan fluorida). Semua
persenyawaan tersebut menghambat perkecambahan tetapi tak dapat dipandang
sebagai penyebab dormansi. Istilah induksi dormansi digunakan bila benih
dapat dibuat berkecambah lagi oleh beberapa cara yang telah disebutkan.
| Faktor luar atau
lingkungan
1.
Air
Faktor yang mempengaruhi penyerapan air oleh benih ada 2, yaitu: sifat
kulit pelindung benih dan jumlah air yang tersedia pada medium
sekitarnya. Jumlah air yang diperlukan untuk berkecambah bervariasi
tergantung kepada jenis benih, umumnya tidak melampaui dua atau tiga kali dari
berat keringnya.
2.
Temperatur
Temperatur optimum adalah temperatur yang paling menguntungkan bagi
berlangsungnya perkecambahan benih. Temperatur minimum/maksimum adalah
temperatur terendah/tertinggi saat perkecambahan akan terjadi. Di bawah
temperatur minimum atau di atas temperatur maksimum akan terjadi kerusakan
benih dan terbentuknya kecambah abnormal.
Tabel 2.
|
Temperatur minimum, optimum
dan maksimum untuk perkecambahan beberapa jenis tanaman (Milfhorpe &
Moorby dalam Sutopo, 1993.
|
||||||||||||||||||||||||
|
3.
Oksigen
Proses respirasi akan berlangsung selama benih masih hidup. Pada saat
perkecambahan berlangsung, proses respirasi akan meningkat disertai dengan
meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan karbon dioksida , air dan
energi. Proses perkecambahan dapat terhambat bila penggunaan oksigen
terbatas. Namum demikian beberapa jenis tanaman seperti padi (Oryza
sativa L.) mempunyai kemampuan berkecambah pada keadaan kurang oksigen.
4.
Cahaya
Kebutuhan benih terhadap cahaya untuk berkecambah berbeda-beda tergantung
pada jenis tanaman. Benih yang dikecambahkan pada keadaan kurang cahaya
atau gelap dapat menghasilkan kecambah yang mengalami etiolasi, yaitu
terjadinya pemanjangan yang tidak normal pada hipokotil atau epikotil, kecambah
pucat dan lemah.
Kriteria Kecambah Normal
dan Abnormal
Daya
kecambah benih memberikan informasi kepada pemakai benih akan kemampuan benih
tumbuh normal menjadi tanaman yang berproduksi wajar dalam lingkungan yang
optimum. Berikut ini adalah uraian kriteria kecambah normal dan abnormal.
1.
Kecambah normal
ü Kecambah
memiliki perkembangan sistem perakaran yang baik, terutama akar primer dan akar
seminal paling sedikit dua.
ü Perkembangan
hipokotil baik dan sempurna tanpa ada kerusakan pada jaringan.
ü Pertumbuhan
plumula sempurna dengan daun hijau tumbuh baik. Epikotil tumbuh sempurna
dengan kuncup normal.
ü Memiliki
satu kotiledon untuk kecambah dari monokotil dan dua bagi dikotil.
2.
Kecambah abnormal
Ø Kecambah
rusak tanpa kotiledon, embrio pecah, dan akar primer pendek.
Ø Bentuk
kecambah cacat, perkembangan bagian-bagian penting lemah dan kurang
seimbang.
Ø Plumula
terputar, hipokotil, epikotil, kotiledon membengkok, akar pendek, kecambah
kerdil.
Ø Kecambah
tidak membentuk klorofil.
Ø Kecambah
lunak.
2.6.Penyimpanan Dan
Perlakuan Benih
Benih sebelum ditanam dilapangan memerlukan
penyimpanan terlebih dahulu. Lingkungan tempat penyimpanan sangat berpengaruh
terhadap viabilitas benih dan oleh karena itu harus dikontrol sebaik-baiknya,
yaitu melalui pengaturan lingkungan yang baik. Benih dapat disimpan beberapa
tahun tanpa harus kehilangan viabilitas yang berarti.
Faktor lingkungan yang paling
berperan dalam mempengaruhi viabiitas benih selama penyimpanan adalah
temperatur dan kadar air benih. Penurunan viabilitas dapat ditekan serendah
mungkin bila benih disimpan pada temperatur dan kadar air benih yang rendah.
Benih tanaman serealia biasanya
mempunyai kandungan air kurang dari 15 %. Selain itu kelembaban udara juga
harus dijaga serendah mungkin agar viabilitas tetap tinggi serta untuk mencegah
perkembangan hama dan penyakit terutama cendawan.
Untuk mendapatkan perkecambahan yang
bagus sering dilakukan perlaukan terhadap benih, baik sebelum benih disimpan
ataupun ditanam. Berikut beberapa metode perlakuan benih yang dilakukan adalah
:
Ø Perlakuan
Fisik
Yaitu penyeragaman ukuran benih
dengan membuang benih yang terlalu besar dan terlalu kecil. Tujuan dari
perlakuan ini adalah untuk mendapatkan pertumbuhan yang seragam di lapangan
selain untuk memudahkan dalam pekerjaan tanaman terutama dalam penggunaan alat.
Seleksi benih untuk untuk keseragaman ini biasanya dilaukan sebelum melaukan
pembersihan benih untuk menghilangkan benih-benih gulma, kerikil, tanah,
sisa-sisa tanaman dan lainya.
Ø Perlakuan
Kimia
Perlakuan kimia yang sederhana yang
biasanya diberikan pada benih adalah perendaman benih dalam air untuk
menghilangkan penghambat perkecambahan. Namun perlakuan yang sering dilakukan
adalah pemberian insektisida dan fungisida.
Meskipun perlakuan benih dengan
menggunakan bahan kimia dapat membunuh hama dan penyakit, akan tetapi dapat
berakibat kurang baik bagi proses perkecambahan dan pertumbuhan tanaman lebih
lanjut. Oleh karena itu penggunaan dosis bahan kimia yang digunakan harus
benar-benar tepat. Dosis yang berlebihan akan menurunkan viabilitas benih yang
pada akhirnya akan menghasilkan pertumbuhan kecambah yang abnormal. Selain itu
perlakuan benih dengan bahan kimia ini justru sering memperpendek daya simpan
benih.
2.7.Perbanyakan Tanaman
Secara Vegetatif
Perbanyakan tanaman secara vegetatif
adalah perbanyakatan tanaman yang menggunakan bagian-bagian vegetatif tanaman
seperti akar, batang dan daun. Bahan tanaman yang berasal dari bagian vegetatif
disebut bibit. Perbanyakan tanaman secara vegetatif merupakan perkembangbiakan
tanaman yang terjadi tanpa melalui proses perkawinan. Walupun demikian
perbanyakan tanaman secara vegetatif ini memiliki kelebihan dan kekurang.
Ø Kelebihan
perbanyakan tanaman dengan cara vegetatif
·
Dapat diterapkan pada tanaman yang tidak menghasilkan
biji
·
Sifat-sifat yang lebih baik pada induknya dapat diturunkan
·
Masa juvenil (masa muda) relatif pendek
·
Tanaman lebih cepat bereproduksi
·
Dapat tumbuh pada tanah yang memiliki lapisan tanah
dangkal karena memiliki sistem perakaran yang dangkal.
Ø Kelemahan perbanyakan
tanaman dengan cara vegetatif
·
Mewarisi sifat jelek induknya disamping sifat baik
induknya
·
Sistem perakaran kurang kuat karena tidak memiliki
akar tunggang
·
Biaya pengadaan bibit mahal.
·
Sulit memperoleh tanaman dalam jumlah yang besar yang
berasal dari satu pohon induk
·
Serta waktu yang dibutuhkan untuk memperbanyak tanaman
relatif lama.
2.8.Siklus Hidup
Aseksual Atau Vegetatif
Pada perbanyakan tanaman secara
vegetatif, genotip dari tanaman induk diwariskan secara sempurna. Bagian-bagian
tanaman pada fase siklus seksual manapun dapat digunakan sebagai bahan awal.
Bahan yang dipilih untuk perbanyakan karena sifat vegetatifnya dan diambil sebelum mencapai fase
dewasa akan tetap menunjukkan sifat juvenilnya. Bahan tanaman yang dipilih
karena sifat bunga dan buah nya tidak lagi menunjukkan sifat juvenilnya ataupun
trasnsisinya dan tetap secara biologi dewasa.
Dengan demikian perlu diketahui fase
vegetatif dan fase pembungaan. Fase vegetatif adalah fase pertumbuhan tanaman
dengan perpanjangan akar dan batang, peningkatan volume tanaman dan perluasan
daun. Pada fase pembungaan perpanjangan batang berakhir dan beberapa titik
tumbuh berubah menjadi kuncup dan akhirnya membentuk buah dan biji.
Perbanyakan tanaman secara vegetatif
mencakup beberapa cara antara lain stek (batanag, akar dan daun), okulasi dan
penyambungan. Perbanyakan vegetatif ini tidak seperti perbanyakan tanaman
secara generatif yang secara langsung dapat ditanam dilapangan. Untuk
perbanyakan tanaman secara vegetatif biasanya perlu disemaikan lebih dahulu
sebelum ditanam di lapangan.
Persemaian tanaman dilakukan
bertujuan untuk :
a.
Memudahkan pemeliharaan tanaman, misalnya penyiraman
pagi dan sore hari.
b.
Menydiakan media tanam yang sangat bagus, misalnya
permukaan tanah yang halus.
c.
Mengurangi biaya dan tenaga kerja
d.
Memberi kesempatan menyeleksi ytanaman yang baik untuk
dipindahkan kelapangan sehingga akan mengurangi persentase penyulaman,
e.
Pada jenis tanaman tetentu dengan transplating (pindah
tanam) memungkinkan diperoleh pertumbuhan tanaman dan hasil yang lebih tinggi.
2.9.
Teknik Perbanyakan
Dengan Stek (Cutting)
Stek atau cutting merupakan salah satu
teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif. Tanaman yang disetek dipotong
salah satu bagiannya, potongan bagian tanaman bisa langsung ditanam di
lapangan.
Dibandingkan dengan perbanyakan
tanaman secara vegetatif yang lainnya, stek memiliki beberapa keuntungan,
diantaranya :
J Sifat
tanaman baru sama dengan induknya
J Bagian
tanman induk yang diperlukan sebagai bahan setek relatif sedikit, sehingga
tidak merugikan tanaman induk.
J Mudah
dilakukan dan tidak memerlukan teknologi rumit
J Biaya yang
dikeluarkan sedikit dan waktu yang diperlukan relatif singkat.
J Jumlah
tanaman yang dihasilkan lebih banyak dibanding cangkok dan okulasi
J Tanaman baru
hasil setek memiliki keseragaman umur.
v Faktor Yang Mempengaruhi Regenerasi Tanaman Dari Stek
·
Seleksi
Bahan Stek
a.
Unsur hara pada tanaman yang distek menunjukkan
pengaruh terhadap pertumbuhan akar, pucuk, etiolasi dan juvenilitas dari stek.
b.
Bagian tanaman yang dipilih sebagai bahan stek
tergantung kepada spesies, pucuk lateral atau terminal, fase berbunga atau
vegetatif. Faktor lain yang juga berpengaruh adalah penyakit.
·
Waktu
Pengambilan
Pada beberapa tanaman, waktu
pengambilan stek menentukan inisiasi akar. Pada umumnya penyetekan dilakukan
pada musim penghujan, tujuannya dalah untuk mencegah pengeringan pada stek.
·
Perlakuan
pada stek
Bahan-bahan yang dapat digunakan
sebagai perlakuan pada stek adalah zat pengatur tumbuh atau bahan lain seperti
2,4-D, NAA, IBA, IAA. Vitamin seperti thiamin (B1), phiroxidine, riboflavin,
asam nikohinil, asam askorbat dan unsur-unsur mineral seperti Nitrogen, Boron
dan lain-lain. Kondisi lingkungan juga mempengaruhi perkembangan stek seperti
air, suhu, caha dan media.
Keberhasilan
perbanyakan dengan cara stek ditandai terjadinya regenerasi akar dan pucuk pada
bahan stek sehingga menjadi tanaman baru. Regenerasi akar dan pucuk dipengaruhi
oleh faktor intern dan faktor ekstern. Salah satu faktor intern yang
mempengaruhi regenerasi akar dan pucuk adalah fitohormon.
Faktor intern yang
paling penting dalam mempengaruhi regenerasi akar dan pucuk pada stek adalah
faktor genetik. Untuk menunjang keberhasilan perbanyakan tanaman dengan cara
stek, tanaman sumber seharusnya adalah:
·
Status air, Stek
lebih baik diambil pada pagi hari dimana bahan stek dalam kondisi turgid.
·
Temperatur.
Tanaman stek lebih baik ditumbuhkan pada suhu 12°C hingga 27°C.
·
Cahaya. Durasi
dan intensitas cahaya yang dibutuhkan tanaman sumber tergantung pada jenis
tanaman, sehingga tanaman sumber seharusnya ditumbuhkan pada kondisi cahaya
yang tepat.
·
Kandungan karbohidrat. Untuk meningkatkan kandungan karbohidrat bahan stek yang masih ada.
Faktor lingkungan tumbuh stek yang cocok sangat berpengaruh pada
terjadinya regenerasi akar dan pucuk. Lingkungan tumbuh atau media pengakaran
seharusnya kondusif untuk regenerasi akar yaitu cukup lembab, evapotranspirasi
rendah, drainase dan aerasi baik, suhu tidak terlalu dingin atau panas, tidak
terkena cahaya penuh (200-100 W/m2) dan bebas dari hama atau penyakit.
v Macam-macam stek dan Teknisnya
1.
Stek batang
Stek batang merupakan stek yang
paling penting. Bagian batang yang memiliki kuncup lateral terminal dipotong
lalu ditanam di tanah dengan harapan dapat tumbuh menjadi tumbuhan yang
sempurna. Bahan awal
perbanyakan berupa batang tanaman. Stek batang dikelompokkan menjadi empat
macam berdasarkan jenis batang tanaman, yakni: berkayu keras, semi berkayu, dan
herbaceous.
Bahan tanaman yang biasa diperbanyak dengan stek batang berkayu keras
antara lain: apel, pear, cemara, dan lain-lain, dengan perlakuan kimia IBA atau
NAA 2500 – 5000 ppm. Panjang stek berkisar antara 10 – 76 cm atau dua buku
(nodes). Stek batang semi berkayu, contohnya terdapat pada tanaman Citrus sp, Manihot utilissima dengan
perlakuan kimia yang sudah umum yaitu IBA dan NAA 1000 – 3000 ppm dan panjang
stek 7,5 – 15 cm. Pada stek batang semi berkayu ini, daun- Stek batang yang
tergolong herbaceus, dilakukan pada tanaman
Chrysanthemum sp, dan Ipomoea batatas. Pada dasarnya perlakuan auksin tidak
diperlukan pada stek batang herbaceous ini, tetapi kadang diberikan IBA atau
NAA 500 –1250 ppm dan panjang stek yang biasa digunakan adalah 7,5 – 12,5 cm.
2. Stek daun
Stek dauan adalah helaian daun dan petiole yang digunakan sebagai
stek. Cara ini biasanya dilakukan pada tanaman hias yang tidak berkayu seperti
cocor bebek, begonia. Masalah pada stek daun secara umum adalah
pembentukan tunas-tunas adventif, bukan akar adventif. Pembentukan akar
adventif pada daun lebih mudah dibandingkan pembentukan tunas adventif.
3. Stek daun pucuk
Stek daun pucuk terdiri dari helaian daun petiole dan potongan pendek
dari batang. Karena bahan yang dibutuhkan sedikit, dari bahan yang sama metode
ini bisa menghasilkan tanaman yang lebih banyak misalnya lada biasa dikembangbiakkan
dengan stek berdaun tunggal.
4. Stek akar
Akar yang digunakan sebagai stek hatus diambil pada saat tanaman
tidak sedang aktif membuat pucuk-pucuk baru. Dalam kondisi demikian bahan
makanan dalam akar relatif lebih banyak sehingga keberhasilan stek untuk tumbuh
akan lebih baik.
5. Stek umbi
Pada stek umbi, bahan awal untuk perbanyakan
berupa umbi, yaitu: umbi batang, umbi akar, dan lain-lain. Sebagai bahan
perbanyakan, umbi dapat digunakan utuh atau dipotong-potong dengan syarat
setiap potongannya mengadung calon tunas. dierandap dalam bakterisida dan
fungisida. Contoh tanaman yang bisa diperbanyak contoh stek umbi antara lain: Solanum tuberosum, Ipomoea batatas, Caladium
sp, Amarilis sp, dan lain-lain.
III. PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Perbanyakan tanaman
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu perbanyakan tanaman dengan cara generatif
(seksual) dan perbanyakan tanaman dengan cara vegetatif (aseksual). Perbanyakan
tanaman secara generatif terjadi melalui biji didahului dengan peleburan gamet
jantan dan gamet betina tanaman induk.
Siklus hidup biji atau
pertumbuhan dan perkembangan biji dari kecambah terjadi dalam 4 fase, yaitu fase embrio dimulai dengan fusi antara
gamet jantan dan betina untuk membentuk zigot. Fase juvenil dimulai dengan perkecambahan biji dan embrio tumbuh
menjadi tanaman muda. Fase dewasa
tanaman mencapai ukuran maksimal dan memasuki stadia yang didominasi oleh
pembentukan bunga buah dan biji, dan terakhir Fase transisi adalah fase pada saat tanaman secara bertahap
kehilangan sifat juvenilitasnya dan memasuki masa dewasa.
3.2.Saran
Perbanyakan
tanaman merupakan suatu proses untuk memperbanyak jumlah tanaman agar dapat
memenuhi kebutuhan hidup manusia. Dengan membaca dan mempraktekan cara perbanyakan
tanaman dengan cara generatif maupun vegetatif dapat membantu mahasiswa dan
orang lain untuk lebih mudah memperbanyak tanaman mereka dengan mengikuti
teknik yang baik dan benar. Sehingga untuk kedepannya diharapkan dengan
perbanyakan tanaman ini mampu meningkatkan hasil pertanian di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Andayani,
Ani. 2011. Buku Pintar Series Tanaman
Bunga Potong. Direktoral jenderal holtikulturakementerian pertanian. Jakarta
Biologi
Media. 2012. Reproduksi Generatif Pada Tumbuhan. http://biologimediacentre.com/reproduksi-generatif-pada-tumbuhan//.
Diakses pada Tanggal 30 November 2013 jam 13.00 WIB.
Jupri
Malino. 2012. Perkembangbiakan Tumbuhan. http://juprimalino.blogspot.com/2012/04/perkembangbiakan-pada-tumbuhan.
html. Diakses pada Tanggal 30 November 2013 jam 13.00 WIB.
Khaerudin,
1994. Pembibitan Tanaman HTI. Penebar Swadaya. Jakarta
Lita, Sutopo. 2002. Teknologi Benih.
PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Sarti.
2013. Perkembangbiakan Tumbuhan secara Generatif. http://www.sibarasok.info/2013/05/perkembangbiakan
tumbuhan secara generatif .html. Diakses pada Tanggal 30 November 2013 jam 13.00 WIB.
Setia
Jaya. 2001. Petunjuk Cara Perbanyakan
Secara Stek. PT. Mekar Makmur. Bogor
Sri NgajiyatiIr dan Danarti. 1989. Petunjuk
Mengairi dan Menyiram Tanaman, Penebar Swadaya. Jakarta
Sudaryanto,
bambang. 2007. Budidaya tanman hias daun. Balai pengkajian teknologi.
yogyakarta
Tim Penulis Dasar-Dasar Agronomi. 2010. Diktat Dasar-Dasar Agronomi.
Fakultas Pertanian Universitas Jambi. Jambi
Anapoker tentunya tujuan utamanya adalah untuk bersenang-senang, oleh karena itu kami di Anapoker hadir untuk memberikan anda kemudahan dengan pelayanan terbaik
BalasHapusAnapoker kami tentunya bersaing secara sehat dengan memberikan berbagai penawaran menguntungkan dan promo judi kartu terbaik
Contact via Chat Only Untuk Info Lebih lanjut
Whatsapp : 0852 2255 5128
Line ID : agenS1288
Telegram : agenS128
Promo Bonus Untuk Member Baru AgenS128, Casino IDNLive :
Freebet Casino Online
sbobet alternatif
Freebet Casino Online Terbaru IDN Live
link sbobet
sabung ayam online
adu ayam
casino online
sabung ayam bangkok
ayam laga birma
poker deposit pulsa
deposit pulsa poker
deposit pulsa
deposit pulsa
deposit pulsa
youtube - youtube
BalasHapusyoutube youtube - youtube youtube, youtube mp3 videos, videos, photos. youtube - youtube youtube · youtube. youtube. youtube. youtube. youtube. youtube. youtube. youtube. youtube. youtube. youtube. youtube. youtube. youtube. youtube. youtube. youtube. youtube.youtube.
Casino Reviews & Ratings | ₹20,000 No Deposit Bonus
BalasHapusLooking for casino reviews? ₹20,000 Free No Deposit Bonus ✓ 100% 샌즈 Deposit Match Bonus 벳 인포 up to titanium wire $1000 슬롯 나라 ✓ Free 안전 토토 사이트 Casino Games & Slots ⚡️ Get Your Bonus!